HARI PENDIDIKAN 2020 BELAJAR DARI COVID-19


HARI PENDIDIKAN NASIONAL 2020, BELAJAR DARI COVID-19

Diah Retno Hapsari

“Menjadi manusia yang merugi, apabila kita tidak dapat memetik pelajaran dari pandemic yang sebesar ini”


Hari kita kita memperingati hari pendidikan tidak seperti biasa, tidak ada upacara, tidak ada kegiatan di sekolah, tidak banyak acara ceremonial yang kita lakukan. Kita semua berada dirumah masing-masing untuk memperingati Hari Pendidikan 2020. Tema yang diangkat oleh Kementrian Pendidikan yaitu belajar dari Covid-19. Bagaimana tidak dengan adanya pandemic ini kita banyak belajar, kehidupan kita yang biasanya stabil dan monoton kini harus berubah. Perekonomian tersedat, maraknya kasus kriminalitas, kegiatan pembelajaran tidak dapat berjalan dengan efektif, bahkan kegiatan keagamaan pun tidak dapat dilakukan seperti biasa. Mari berkolaborasi membangun pendidikan dengan kesadaran penuh. Apalah artinya Tuhan memberikan pelajaran perubahan sebesar ini apabila kita sebagai manusia tidak dapat mengambil pelajaran.
Hari ini, kita tidak dapat memperingati hari pendidikan seperti biasa. Kita hari ini bersama-sama belajar bahwa ada yang lebih penting untuk dilakukan selain kegiatan ceremonial, kita hari ini diajak belajar memaknai hari pendidikan melalui sudut pandang lain. Meskipun tidak semeriah biasanya, namun kita tidak kehilangan esesnsi sesungguhnya. Kita semua tau, 2 Mei merupakan hari kelahiran sosok Raden Mas Soewardi Soerjaningrat atau Ki Hadjar Dewantara yang meninggalkan gelar kebangsawanannya dan mengabdi untuk pendidikan nasional. Banyak dari kita tahu nama beliau, namun apakah kita sendiri sudah belajar dari beliau, memahami ajaran beliau, dan menciptakan pendidikan yang merdeka bagi anak-anak sesuai dengan tuntutan zaman. Hari ini kita belajar menggali makna hari pendidikan itu bersama-sama.
Kegiatan belajar dirumah yang dilakukan anak-anak saat ini tidak lantas menjadikan kegiatan belajar menjadi terhambat. Kita bersama-sama mengingat bahwa pendidikan tidak hanya sekedar anak menyelesaikan tercapainya Kompetensi Dasar, tetapi dalam pendidikan kita mengajarkan anak-anak untuk mengembangkan potensi dirinya, menjadikan anak-anak terpelajar tanpa menjauhkan dari realitas kehidupan mereka. Undang-undang No. 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional pasal 1 ayat 1 menyatakan bahwa:

Pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual keagamaan, pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia, serta keterampilan yang diperlukan dirinya, masyarakat, bangsa dan negara.

Mengacu pada UU Sisdiknas tersebut yang mengartikan bahwa pendidikan sebagai proses  berkelanjutan. Siswa didorong belajar untuk lebih banyak mengetahui, mengembangkan kemampuan, memperbaiki sikap dan bentuk-bentuk tingkah laku lainnya dalam berbangsa dan bernegara. Pendidikan memiliki peran sentral terhadap perkembangan peserta didik. Baik maupun buruknya budi pekerti anak juga dipengaruhi oleh ranah pendidikan itu sendiri. Adapun aspek yang harus diperhatikan yaitu pendidikan hanya sebagai suatu tuntunan didalam hidup tumbuhnya anak-anak. Hal ini berarti hidup tumbuhnya anak terletak diluar kecakapan atau kehendak kaum pendidik. Amanat tersebut juga tentu dapat kita laksanakan dalam pembelajaran jarak jauh tanpa mengurangi makna yang terkandung didalamnya.
Belajar dirumah artinya pembelajaran anak-anak tidak terlepas dari peran orang tua dan lingkungan sekitar. Poin ini kita belajar dari Covid-19 untuk berkolaborasi. Dewantara (2011: 70) menyebutnya sebagai sistim Trisentra atau system Tri Pusat pendidikan. Tiga tempat yang menjadi pusat pendidikan bagi anak, yaitu: alam keluarga, alam perguruan dan alam pergerakan pemuda. Keluarga, sekolah, masyarakat memiliki peran yang sama  pentingnya dalam pendidikan. Lingkungan keluarga sebagai tempat pertama bagi anak-anak untuk belajar. Melalui sekolah anak mendapatkan pengalaman dan pelajaran untuk mengembankan kemampuan akademik. Lingkungan masyarakat berperan memberikan pengalaman sosial bagi anak, mengembangkan kepekaan anak terhadap sesame, mengenali dirinya. Sekarang kita dapat belajar dari covid-19 bahwa pendidikan bagi anak-anak tidak dapat berjalan sendiri-sendiri. Jika ada satu saja masalah dalam satu komponennya, maka akan terjadi masalah dalam proses belajar anak. Semua komponen yang ada didunia ini merupakan laboratorium anak.
Kali ini kita juga disadarkan oleh covid-19 bahwa kita hidup pada era globalisasi, era revolusi industri 4.0. Prasetyo (2018: 22) menjelaskan bahwa Revolusi Industri 4.0 secara fundamental mengakibatkan berubahnya cara manusia berpikir, hidup, dan berhubungan satu dengan yang lain. Era ini akan mendisrupsi berbagai aktivitas manusia dalam berbagai bidang, tidak hanya dalam bidang teknologi saja, namun juga bidang yang lain seperti ekonomi, sosial, dan politik. Kita benar-benar merasakan dimana segala aktivitas kita digantungkan kepada teknologi. Banyak dampak negatif yang dating bersama dengan teknologi seperti cyber crime, pornografi, beredarnya berita hoax, manusia kehilangan pekerjaanya dan masih banyak lainnya. Tetapi kita juga harus memahami bagaimana menggunakan teknologi secara tepat guna untuk melaksanakan pembelajaran, pengembangan diri, dan mengakses informasi seluas luasnya.
Banyak hal lain yang dapat kita petik dari adanya covid-19, sebagai manusia kita harus senantiasa membuka diri untuk belajar. Belajar sepanjang hayat, belajar darimana saha, belajar dapat bersumber dari apapun. Belajar dari covid-19 menjadi manusia yang merdeka, cerdas, peduli, dan mau selalu belajar. Semoga kita selalu menjadi manusia yang kuat dan mampu untuk bertahan di segala kondisi. Kita besama-sama berkolaborasi menjadi manusia yang utuh.
Sangat terbuka bagi saya untuk berdiskusi dengan teman-teman, bapak ibu guru, orang tua, anak-anak, serta pembaca lainnya. Belajar adalah proses sepanjang hayat. Kegagalan dan kesalahan bukan suatu masalah, karena kita semua sedang belajar menjadi manusia. Semoga semua masalah yang ada dapat kita selesaikan dengan baik, dan kita dapat kembali hidup sebagai manusia yang memanusiakan manusia. Tuhan selalu ada untuk setiap insan.

Salam Hangat.
Magelang, 2 Mei 2020

Daftar Pustaka
Dewantara, K. H. (2011). Bagian I: pendidikan. Yogyakarta: Majelis Persatuan Luhur Taman Siswa.

Prasetyo, D & Umi Trisyanti (2019). Revolusi industri 4.0 dan tantangan perubahan sosial. Prosiding SEMATEKSOS 3 "Strategi Pembangunan Nasional MenghadapiRevolusiIndustri 4.0. Diambil pada 2 Mei 2020, pada http://www.iptek.its.ac.id/index.php/jps/article/view/4417/3156



Komentar

Postingan populer dari blog ini

Mengapa kurikulum perlu berubah?

"Enak ya Pak jadi anak-anak". Percakapan dengan Pak Yoyok